WELCOME

Senin, 10 Oktober 2011

Astronom Temukan 16 Planet Mirip Bumi


CALIFORNIA - Para astronom berhasil menemukan 50 planet baru yang berada di luar tata surya dengan menggunakan perangkat pemburu planet yakni HARPS.

Sebanyak 16 planet memiliki ukuran yang lebih besar dari pada Bumi. Salah satu dari planet luar surya itu mengorbit di tepi zona layak huni yang kondisinya mendukung kehidupan dan bisa menjadi tempat tinggal makhluk hidup seperti halnya Bumi.

Dengan memperlajari sifat dari semua planet yang ditemukan oleh HARPS, para ilmuwan mengungkapkan 40 persen dari bintang-bintang tersebut mirip dengan matahari. Namun setidaknya ada satu planet yang memiliki bobot lebih ringan dari planet Saturunus.

"Penemuan besar dari HARPS telah melampaui semua harapan dan mencakup populasi yang sangat banyak dari planet yang memiliki ukuran lebih besar dari Bumi dan beberpa memiliki jenis yang sama dengan Neptunus, semua planet pada umumnya memang mirip dengan Matahari," jelas MIchel Mayor, Pimpinan HARPS, dari University of Geneva, Swiss.

"Bahkan ini merupakan hasil yang lebih baik yang menunjukan kecepatan dalam hal penemuan planet yang berada di luar tata surya kita," tambahnya.

Seperti dikutip TG Daily, Selasa (13/9/2011), salah satu planet yang memiliki 3,6 kali lebih besar dari massa Bumi dijuluki HD 85512 b. Planet ini berada di tepi zona layak huni yang berada disekitar bintang dengan kemungkinan memiliki air dan hampir sama dengan Bumi. Sehingga nantinya mungkin bisa dijadikan tempat tinggal manusia dikemudian hari.

"Ini adalah planet massal terendah yang ditemukan dengan metode kecepatan radial, planet ini berpotensi terletak di zona habitasi bintang dan merupakan planet bermassa rendah kedua yang berhasil ditemukan oleh HARPS di dalam zona layak huni," lanjut Lisa Kaltenegger, seorang ahli pada kelayakhunian exoplanets.

Menurut pejabat setempat, para astronom yakin mereka telah menemukan planet yang lebih berpotensi untuk dihuni yang berada di sekitar bintang mirip dengan Matahari.

"Dalam sepuluh sampai dua puluh tahun mendatang, kita harus memiliki daftar planet yang berpotensi untuk dihuni di lingkungan Matahari. Ini merupakan hal penting yang harus kami lakukan," tambahnya.
(tyo) ( okezone.com )

Jumat, 07 Oktober 2011

STRESS BIKIN DAYA TAHAN TUBUH MENURUN

Eggs


Penelitian yang membahas tentang hubungan stres dan sistem daya tahan tubuh atau dikenal dengan sistem imun tubuh sudah semakin banyak dilakukan. Sejak berkembangnya ilmu Psikoneuroimunologi yaitu suatu ilmu yang mengaitkan hubungan antara ilmu psikologi, saraf dan imunologi, maka kondisi yang berhubungan dengan hal ini sudah semakin sering diteliti.

Psikoneuroimunologi menekankan pada pembuktian-pembuktian terkait dengan sistem imun tubuh dan hubungannya dengan stres yang terjadi pada orang tersebut. Disebutkan, banyak sekali dampak stres terhadap sistem imun tubuh manusia yang mengakibatkan seseorang lebih rentan mengalami gangguan penyakit terkait dengan sistem imun tubuh.

Beberapa waktu lalu, saat hari kedua kongres dunia International College of Psychosomatic Medicine di Seoul, Korea Selatan, pembicara Prof Christopher Coe dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat menerangkan kembali tentang Psikoneuroimunologi dalam kuliahnya yang berjudul "All Roads Lead To Psychoneuroimmunology"

Dalam kuliahnya Prof Coe mengatakan bahwa sudah semakin banyak penelitian dan fakta yang menggambarkan keterlibatan stres dalam mempengaruhi sistem imun manusia. Beberapa penyakit yang dihubungan dan ditekankan saat kuliah tersebut adalah pada asma dan fibromialgia.

Asma kita ketahui sebagai suatu gangguan penyakit pernapasan yang melibatkan sel-sel radang dan imun sistem dalam tubuh. Penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini (hanya bisa dikendalikan) sangat terkait dengan peranan sistem imun dan stres yang bisa memicu terjadinya serangan.

Fibromialgia sendiri merupakan suatu kondisi gangguan penyakit yang menekankan keluhannya pada nyeri di berbagai bagian tubuh dan suasana perasan yang tidak nyaman terkait dengan kondisi ini. Gangguan nyeri yang lebih banyak terdapat pada wanita ini belakangan semakin diteliti mempunyai dampak yang berhubungan dengan sistem stres dan imun tubuh.

Kondisi yang terkait sistem imun pada pasien dengan gangguan fibromialgia terkait dengan penurunan kadar sel yang disebut Natural Killer (NK), Sitokon dan Interleukin. Kondisi seperti ini juga ditemukan pada pasien dengan depresi.

Tidak heran gejala-gejala depresi dan cemas juga merupakan salah satu tanda kondisi fibromialgia. Fibromialgia sendiri memang dikenal dulunya lebih kepada suatu kumpulan gejala (sindrom) yang melibatkan berbagai macam keluhan. Kondisi sindrom yang juga sering tumpang tindih dengan berbagai kondisi lain seperti di antaranya gangguan somatoform (psikosomatik), gangguan nyeri, gangguan depresi dan gangguan lelah berkepanjangan (chronic fatigue syndrome).

Pada akhir kuliahnya, Prof Coe mengatakan masih banyak terbuka lahan penelitian di bidang ini dan tentunya akan makin banyak pengetahuan yang masih bisa diperoleh dengan mempelajari stres dan hubungannya dengan sistem imun tubuh manusia.